Friday, February 15, 2013

Cupid is Here Beside Me???

A few weeks ago, a friend L leaked a news for me, it's about a sms from an uncle to another uncle, the topic is about "Find Ming a partner A.S.A.P"
I told L, that "Not interested", and said I would not respond to any uncles' matchmaking suggestion.
About this event, I told my dear friend, Dj.
This morning, all of the sudden, Dj asked me about the progress about the matchmaking. I answered "No progress, I am not interested"; though one of the uncle actually have a candidate for me, he has been trying to arrange a meeting, which I always refuse.
Dj: Have you met this guy?
Me: No. Not interested
Dj: You haven't even seen him. How would you know you are not interested in him?
Me: No... Not interested
Dj: You know, I think you have someone else in mind, hence no one else have any chance on you

Then this afternoon, a senior guy, who is known to be able to foresee the future, gave me some spoilers about my future.
He asked my age and my name, stared at me, then he said that I prefer money over love; but this year I have Cupid on my side, so it'll be up to me if I wanna accept love or not. If I passed it this year, the chance will come again in 2 years time. So, it'll be better for me to get one this year.

From these 2 guys that trying to "read" me, I would give Dj a credit. He is much better in analysing me. BINGO!!! You are right, I have someone else in mind. The Cupid have been staying for quite a while for now. Hahahha
The senior guy, I think he is just giving a blind shot. If he really can foresee  he would know that my mind is occupied. About the love-time-frame, I think it's just a mind trick.
If I believe in him, probably I'll just hit any guy that is approaching me within this year time-frame.

Despite his big name in fortune-telling, despite the grey old look, despite his troops of followers; I still would declare Dj is much better in reading people's mind. Congratz, Dj!!!
Anyway, Happy belated Valentine!!!

Thursday, February 14, 2013

"Tantangan Seorang Buddhist"

"Tantangan Seorang Buddhist"
Oleh: Bhante Kheminda 

Hidup sebagai umat Buddha di negara yang mayoritas masyarakatnya non-Buddhist sungguh berat, tantangannya begitu kuat. Dikabarkan bahwa banyak umat Buddha yang sudah pindah ke penganut agama lain. Apakah hal ini menjadi masalah yang sangat penting? Apakah tantangan kita sebagai umat Buddha adalah untuk bisa menumbuh kembangkan agama Buddha, semakin banyak umat manusia yang memeluk agama Buddha?

Saat saya menyelesaikan pendidikan di Myanmar, guru penahbis saya berpesan; "Seandainya kamu menjadi seorang bhikkhu misionaris, harap diingat bahwa kerja misionaris kamu bukan mengubah orang lain yang beragama non-Buddhist menjadi beragama Buddha. Kerja misionaris kamu adalah untuk mengubah mereka yang masih menderita agar menjadi manusia manusia yang bahagia, mengubah mereka yang masih banyak kemelekatan menjadi bebas, bisa memahami kehidupan ini dengan baik sehingga bisa menjadi manusia yang semakin hari semakin bahagia.

Sehingga pada saat membabarkan Dhamma di dalam negeri maupun di luar negeri tidak pernah sekalipun saya berpikir untuk mengubah mereka yang beragama non-Buddhist menjadi umat Buddha. Saya hanya menyampaikan kepada mereka bahwa inilah ajaran Buddha, ajaran yang luar biasa. Ajaran yang kalau dipahami dan dipraktekkan maka kebahagiaan pasti akan kita alami dalam kehidupan ini.

Dalam perjalanan di Indonesia, hampir setiap hari berceramah, saya bisa mengerti bahwa umat Buddha belum memahami ajaran Buddha sebagaimana mestinya. Masih banyak umat Buddha yang menganggap ajaran ini tidak ada bedanya dengan agama lain. Demikian juga secara filosofis, tujuan, dan sebagainya. Sejak menjadi Bhikkhu, tidak sedetikpun saya berpikir ingin masuk surga. Sungguh bagus bisa terlahir di surga. Namun tujuan kita adalah mencapai Nibbana; suatu alam di mana sudah tidak ada lagi kelahiran dan kematian.

Pemahaman bahwa semua agama adalah sama merupakan suatu alasan yang membuat banyak umat Buddha yang belum memahami ajaran agama Buddha akhirnya berpindah ke agama lain. Bahkan saya pernah mendengar; karena semua agama sama, lebih baik memilih agama yang terbaru daripada yang kuno, agama yang sesuai dengan zaman. Agama Buddha dianggap ketinggalan zaman.

Sebagai umat Buddha, jangan pernah berkecil hati bila menjadi umat minoritas. Sudah menjadi karakteristik dari Dhamma, tidak akan banyak orang yang bisa memahami Dhamma. Sesaat setelah pencerahan, Sang Buddha sebenarnya tidak mau membabarkan Dhamma. Setelah Brahma Sahampati mengajukan permintaan, "Di alam semesta ini, ada makhluk yang memiliki sedikit debu di mata mereka. Ajarkanlah Dhamma demi kasih sayang kepada mereka," Beliau akhirnya bersedia mengajarkan Dhamma. Anda adalah umat yang hanya memiliki sedikit debu di mata Anda. Anda bisa melihat bahwa ajaran ini benar-benar ajaran yang membebaskan, yang membuat Anda menjadi tuan bagi kehidupan Anda sendiri.

Sejak menjadi umat Buddha, saya tidak pernah sekali pun berdoa; meminta tolong agar saya bahagia, terhindari dari penderitaan, diberikan rezeki. Saya benar-benar menggunakan kebijaksanaan saya, hasil dari belajar dan berlatih Dhamma, untuk menginvestigasi segala permasalahan kehidupan. Dengan kebijaksanaan yang diperoleh dari belajar dan berlatih, saya gunakan untuk kemajuan spiritual. Saya bisa merasakan dan melihat dengan jelas perbedaan ketika saya belum berlatih dan setelah berlatih Dhamma. Dulu, saya sering diombang-ambingkan oleh masalah kehidupan, tidak bisa menerima, tidak bisa memahami. Kini, saya semakin bisa menerima apa pun tanpa menghendaki sesuatu tersebut menjadi berbeda.

Mengapa harus sedih kalau ada kawan yang pindah ke agama lain? Sudah menjadi karakteristik kehidupan; ada yang keluar, ada yang masuk. Apakah hal yang demikian menjadi masalah penting bagi kita? Hal tersebut tidak ada gunanya bagi perkembangan spiritual kita. Saya percaya bahwa masa depan agama Buddha terletak pada pendidikan, bukan terletak pada vihara. Ajaran agama Buddha harus ditransformasikan dari kitab suci kepada umat sehingga umat bisa memahami dengan baik dan benar. Bila Anda bisa memahami ajaran Buddha dengan baik dan benar maka tidak akan ada lagi ajaran lain yang bisa menganggu dan mengoyahkan keyakinan Anda.

Saya bisa katakan bahwa keyakinan masyarakat Myanmar terhadap agama Buddha sudah demikian kuatnya sehingga tidak bisa digoyahkan. Mereka sudah tahu bahwa agama Buddha berbeda dengan ajaran agama lain. Jangan pernah melepaskan apa yang sudah menjadi keyakinan Anda. Jangan mudah terpukau pada apa yang ada di luar sana. Terimalah apa yang ada. Bahagia dengan apa yang Anda miliki saat ini.

Apa yang sesungguhnya menjadi tantangan kita sebagai umat Buddha? Guru Agung kita menyampaikan bahwa tujuan berlatih Dhamma adalah untuk mencapai suatu kondisi batin yang tidak tergoyahkan oleh apa pun permasalahan yang datang kepada kita. Batin kita mudah goyah, diterjang oleh kekotoran batin. Batin kita mudah masuk ke dalam suatu keadaan emosi negatif, akhirnya membuat kita menderita.

Apa yang harus kita lakukan untuk mencapai kondisi batin yang seimbang, tidak mudah goyah oleh perubahan kekotoran batin sendiri?

Kita harus membangun pandangan benar, unsur pertama dari Jalan Mulia Berunsur Delapan. Dari pandangan benar akan muncul pikiran benar dan selanjutnya akan muncul unsur yang lain dari Jalan Mulia Berunsur Delapan.

Apa itu pandangan benar? Memahami bahwa segala sesuatu yang kita alami merupakan hasil dari perbuatan kita sendiri. Segala sesuatu yang kita alami ada sebabnya. Sebabnya muncul dari kita sendiri, bukan orang lain. Pandangan benar akan berkaitan dengan kebahagiaan.

Bagaimana caranya memperoleh Pandangan Benar? Pertama; parathogosa, mendengarkan dari orang lain. Misalnya mendengarkan ceramah Dhamma seperti saat ini. Kedua; yoniso manasikara, sikap batin yang benar. Senantiasa memahami bahwa segala sesuatu yang kita alami merupakan hukum sebab akibat yang sedang berlangsung. Akibatnya, kita sendiri yang menerima. Setelah memahami, kita menempatkan batin di sisi yang positif sehingga bisa menerima keadaan dengan tenang seimbang.

Kehidupan kita adalah bagaimana mengendalikan pikiran kita sendiri. Kalau anda memikirkan hal yang positif, batin Anda akan Bahagia. Sebaliknya kalau anda memikirkan hal yang negatif, Anda akan menderita. Kita mempunyai pilihan, apakah memikirkan hal yang positif atau negatif. Pilihan ada di tangan Anda.

Setiap saat, pikiran kita bermain di tiba bagian kehidupan yaitu masa lalu, masa sekarang, dan masa depan. Kadang kita mengingat masa lalu. Kadang merancang masa depan. Kadang benar-benar bisa berada saat ini, detik ini.

Bagaimana mengendalikan pikiran saat lari ke masa lalu? Sungguh baik jika kita bisa mengingat segala kegagalan dan kesalahan yang kita buat di masa lalu agar bisa belajar dari kesalahan tersebut. Namun waktu kita sangatlah terbatas. Bukankah lebih baik memikirkan hal positif yang sudah kita lakukan di masa lalu. Banyak orang menghabiskan waktunya untuk memperbaiki kekurangan yang ada. Bukankah lebih bagus bila Anda menggunakan waktu tersebut untuk memperbaiki dan menyempurnakan kelebihan Anda?

Mengingat perbuatan baik yang dilakukan bukan suatu bentuk kesombongan. Ini adalah salah satu meditasi, latihan batin yang disebut caganusati; perenungan terhadap kemurahan hati (caga), kedermawanan, kebajikan yang kita lakukan. Ini adalah latihan untuk melihat dengan jelas bahwa perbuatan baik inilah yang merupakan sumber kebahagiaan. Saat kita merenungkan perbuatan baik di masa lalu dengan jelas maka kita bisa meningkatkan komitmen kita untuk semakin sering melakukan perbuatan baik tersebut.

Bagaimana menyikapi saat pikiran mengingat segala sesuatu yang mungkin akan terjadi di masa depan? Ada dua hal yang sering terjadi; kuatir akan sesuatu; mungkin hal buruk yang akan terjadi dan ketakutan terhadap kegagalan yang terjadi di masa depan. Dalam kondisi seperti ini, kita kembali kehilangan keseimbangan, kehilangan kebahagiaan.

Ketika kita berpikir tentang masa depan, kalau kita tidak benar-benar menjaganya, pikiran akan membesar-besarkan masalah yang ada. Mengapa kita harus takut? Bukankah kita bisa belajar dari masa lalu, yang kita kuatirkan seringkali tidak menjadi kenyataan yang tidak terwujud. Kita juga bisa belajar dari masa lalu. Kehidupan kita tidak hanya sekali. Kita sudah berputar-putar di lingkungan tumimbal lahir. Dalam kehidupan sebelumnya, kita pernah lahir di alam penuh penderitaan dan kita bisa mengatasi kesulitan tersebut.

Daripada Anda takut dan kuatir tentang masa depan, bukankah lebih baik kita hidup saat ini? Bangunlah apa yang sudah Anda capai dalam kehidupan ini, khususnya kebahagiaan Anda.

Inilah tantangan hidup kita sebagai umat Buddha, bagaimana membuat batin kita agar menjadi tenang seimbang sehingga kita bisa mengalami kebahagiaan dalam kehidupan ini. Jangan membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain. Tetap memiliki batin yang teguh dalam Dhamma.

Sumber: Newsletter Connection (Buddhist Fellowship Indonesia) Agustus 2012

Wednesday, February 13, 2013

Ariel the Survivor

Sitting alone in a sushi bar, stuffing my face with pieces of sushi when I heard a couple of young guys sitting next to me were talking about Ariel. They are definitely out-dated, Ariel's case is long gone (2 or 3 years ago), shadowed by his booming new albums now.
But that's exactly one thing they were complaining about. Saying, how could he actually go out to the public, sing and perform again, after the shameful case.
Those guys were calling him names "muka badak, muka tembok, engga tahu malu, menjijikkan"
Well, by their sarcastic tones, I am pretty sure both have seen his sex video. I haven't, I never wanted to. But I think those guys are super intimidated by Ariel performance, on and off the stage.

I disagree that Ariel should hide himself cos of the sex-video scandal. It's his own privacy thing, if he is about to flash himself in public, it's his choice. And it's our choice to stare or to look away from it.

I dunno why people kept on yapping at him saying Ariel will bring down the whole nation's morality cos of that 1 (or more) sex videos. He has served his sentence, though I think it's an unfair one: he was sued by group of audiences (aka government) who claimed their morality were stained by the videos. His partner(s) on the videos didn't sue him, they were even defending him!!!
Those who chose to watch it almost definitely have rotten morality. Those who chose not to watch it, have a little more self-control on themselves. As simple as that. There are plenty of porn sites, videos and games out there, can't blame Ariel alone for the lust of the nation.

Observing those guys sitting beside me. The sushi's raw fishes must have given them some aphrodisiac effects, they gotta be desperate to get laid. Too bad, they can only blame Ariel for their lack of luck and their bulges' inferiority; at least they have each other for the night. Have a sweet night, boys.

Monday, February 11, 2013

I am defending my Idol

We are easily agitated, upset, angry, etc when our beloved ones attacked (or seems so).
When I said beloved ones, it's not only our parents, spouse or kids; but it includes those whom you never know or meet personally: your favourite movie star, favourite football club, political figures, spiritual leader or even an abstract religious figures.
Try saying Beckham is better than CR7, or  saying Angelina Jolie has a funny lips, or President Bush is an idiot, or saying Agmon is a kind of screaming Pokemon, or criticizing countless-wives ustadz, or  saying "imaginary friend" you worshipped is just merely a narcissistic human being with bunch of brain-damaged followers.
For sure you'll get attack by the defending fans club.

Sometimes, you don't even have to mock their idol to get such reaction; some are just paranoid to the core - forever in attacking mode, thinking they'll make a good-karma out of it.
It may sound ridiculous, you'll think that nobody as stupid as that to defend others.
But many of us, did or do so; because it sounds so right, so holy to defend our beloved ones; and it's not our fault! It's others' fault for mocking my idol! Banzai!!!

Few weeks ago, there was a talkshow in my town.
The front rows (aka VIP seats) were quite empty, while non-VIP seats were so packed.
The reason was the ushers were trying so hard to please their idol/leader, that they tried to shoo away "unpleasant guests".
Unpleasant in terms that their leader doesn't like these people.
The problem is Mr.Leader doesn't like many people, hence... the VIP area was scarcely occupied.
The ushers team was badly blamed for such stupid actions; yet they were not sorry, they were proud of their defending actions.

The unpleasant guests may think they deserve the seat, cos they have the VIP invitation cards.
The ushers may think they were doing the right thing: We do not want Mr.Leader to be upset seeing people he doesn't like.
Mr.Leader may think it was his own private Bday party, not a public talkshow
With trucks of their own excuses, these little circles claimed to be the right one, and others were the wrong one.
Step out from those filthy little circles, look at the bigger picture. All you see is a bunch of morons fighting for their delusional beliefs: the very same reason how a Holy War started.
I just don't want to be part of them.

Sunday, February 10, 2013

Teeny Weeny Orchid

Here is another bulb (size ard 4 x 6 cm) that I bought from Kyaiktiyo. It sprouted a long stem full of tiny flowers, yet bears no leaves at all. Funny isn't it?
From the flowers' morphology, it's easily assumed that it's a kind of orchid; but I dunno what the name is. Can anyone tell me please?
bottom right: a little spider claimed a spot on the orchid's bud

Happy Chinese New Year

CNY is here. Not something that I like, I never really like any festives. Hate them. That one particular day, people are so flooded with expectations... And yet hardly fulfilled.
I mean, say Xmas, you expect to get a bicycle from Santa, but all you get is a sweater.
The wait and preparation makes you imagine the happiness awaiting, but when it didn't come... It feels like climbing a mountain in happy mood, and thrown down when you just reached the peak.

For Chinese new year, I don't expect anything. I just wanna be left alone. I do not wish to be part of the temple god/goddess offering, I refused to drive around the city to visit people for hongbao, I do not wanna be a part of the bad-karma clearing ceremonies (I am done believing those hocus-pocus things. I don't even read fortune-telling articles at all now. No more for me)
I don't pray to beg for "better" things, I think I am doing quite well now and I don't think I got any of those from begging.

My parents kinda want to "welcome" guests at their house. I am against it, cos some guests can be messy, some come in large group, some we have no topics to talk about at all... The main problem is, our new house is not really ready yet, we don't even have furnitures yet. And I also hate to do the dishes. No maids here. I hate to serve people, washing dishes, and mopping after every guest leave. So, no open-house this year. Yea, I am a lazy-bum and an anti-social. I just wanna be alone on this CNY, please let it be just like another public holiday where I can sleep late.

But anyway, this's first CNY for Nara, which is exciting for everyone; he is our centre of universe now. I even prepared a hongbao for Nara :) hhehehe... Love you little baby :)
Happy Chinese New Year, everyone. May this year be a start of something great :)

And this's what little Nara do with his hongbao... He played with it for like constant 15 mins without getting bored, what an achievement :) hahhaha...
umm...what is this? // let me check it out // yumm... not tasty, but  I like it anyway